Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lese Majeste, Pasal Penghinaan Kepala Negara versi Thailand

Reporter

image-gnews
Warga yang melayat memberi hormat saat Raja Thailand Maha Vajiralongkorn melintas pada prosesi kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand, 26 Oktober 2017. REUTERS/Damir Sagolj
Warga yang melayat memberi hormat saat Raja Thailand Maha Vajiralongkorn melintas pada prosesi kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand, 26 Oktober 2017. REUTERS/Damir Sagolj
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lese Majeste adalah pasal karet yang efektif untuk menghabisi lawan-lawan politik rezim militer di Thailand. Lusinan oposan terpaksa kabur, menghindari jeratan pasal ini. Korban terakhir, seorang aktivis mahasiswa. 

PEKAN-pekan ini, tatkala  DPR tengah  membangkitkan kembali pasal penghinaan kepala negara  --yang sudah “masuk kubur” pada 2006--   melalui Rancangan KUHP, sebuah insiden terjadi di Thailand. Mendengar ia akan dijerat dengan Lese Majeste alias “pasal pelindung raja,”  seorang aktivis mahasiswa memutuskan untuk kabur meninggalkan negerinya.  

"Saya hanya mempunyai waktu kurang dari 30 menit untuk memutuskan:  tetap tinggal di sini atau pergi. Susah sekali, karena begitu saya keluar, saya tak dapat kembali lagi," kata mahasiswi Chanoknan Ruamsap, dalam tulisannya terakhir di akun Facebook-nya. "Semua orang kaget, tapi juga setuju. Tidak ada yang ingin saya  menghabiskan waktu 5 tahun di penjara hanya karena berbagi sebuah artikel BBC." Setelah kemunculannya di Facebook itu, Ruamsap raib entah ke mana.  

Melihat artikel BBC tentang raja baru Thailand dibagikan di media sosial itu, seorang polisi bernama Sombat Tangta mengadukan Chanoknan Ruamsap ke kantor polisi di distrik Kannayao, Bangkok pada Desember 2016. Aduan yang telah disampaikan sang polisi memang kemudian tak lekas diproses, tapi sejak itu hati Ruamsap tidak pernah tenang.  Lese Majeste akan mengganjar siapa saja yang berani menghina raja, ratu dan segenap kerabatnya dengan 3 - 15 tahun kurungan di bui.

Ancaman hukuman bagi Chanoknan, yang”menghina” raja karena menceritakan kehidupan pribadi Raja Vajiralongkorn manakala ia masih menyandang status Putra Mahkota, termasuk kegagalan tiga perkawinannya, terbilang  berat. Lebih berat dibanding  ancaman Pasal 265-266 RUU KUHP mengenai penghinaan kepala negara yang hendak dihidupkan kembali itu.

KUHP Pasal 266 itu mengatakan: "Setiap orang yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan tulisan atau gambar sehingga terlihat oleh umum... yang berisi penghinaan terhadap Presiden atau Wakil Presiden dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun." Sementara pasal 112 hukum pidana Thailand menegaskan bahwa seseorang yang “merusak nama baik, menghina, atau mengancam raja, ratu, putra mahkota, atau bangsawan” diancam hukuman penjara hingga 15 tahun.

Pasal penghinaan raja itu sendiri mengalami “perkembangan” pada 1976: berubah setelah militer melakukan kudeta. Isi pasal yang yang memuat perlindungan  "nama baik raja," itu ternyata dipandang tak cukup. Keterangan baru pun ditambahkan untuk menguatkan posisi raja.  “Raja harus ditempatkan di singgasana dalam posisi yang disanjung dan tidak boleh dicemari. Tiada seorang pun boleh menyampaikan tuduhan atau aksi dalam bentuk apapun terhadap Raja,” demikian bunyi hukum yang telah diperbarui ini. Meski telah diperkeras, hingga saat ini tidak ada definisi yang tegas tentang apa yang dimaksud dengan "penghinaan" di sini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa boleh buat, didukung oleh sifatnya yang lentur alias multi-tafsir --atau pasal karet-- Lese Majeste di Thaland kemudian menjadi instrumen hukum yang sangat efektif untuk menghabisi-membungkam kritik terhadap lawan-lawan politik pemerintahan militer yang berkuasa. Begitu orang-orang yang akan "ditembak" dengan Lese Majeste diperiksa di kantor polisi, tak banyak yang dapat lolos dari jerat hukum yang berlandaskan delik aduan ini.

Setiap orang dapat mengajukan tuduhan “penghinaan terhadap raja”  kepada siapa saja, dan gara-gara ancaman pasal ini,  lusinan orang yang berseberangan dengan rezim pemerintahan militer terpaksa angkat kaki ke negara-negara tetangga atau Eropa Barat. "Permintaan untuk menggantikan penahanan dengan uang jaminan juga bisa ditolak, dan sebelum pengadilan berlangsung mereka dapat ditahan untuk jangka waktu yang panjang," kata seorang perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam 12 tahun terakhir, menurut Komisi Hak Asasi Manusia PBB, jumlah orang yang sedang diselidiki keterlibatannya dengan aktivitas “penghinaan terhadap raja”  telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Dari angka itu, hanya 4 persen yang kemudian dibebaskan. 

Kendati Perserikatan Bangsa-Bangsa  menentang impelementasi Lese Majeste yang berlebihan ini, pemerintah militer tetap berpegang pada dalih: inilah bentuk penghormatan tulus masyarakat Thailand, sekaligus perlindungan hukum, untuk monarki dan raja

Raja Bhumibol Adulyadej yang bijak, populer, dicintai dan dihormati rakyat Thailand mangkat pada Oktober 2016. Putra yang menggantikannya, Maha Vajiralongkorn, seperti yang dilansir kantor berita AFP, tidak sepopuler ayahandanya. Namun semenjak suksesi kepemimpinan dari ayah ke anak ini, Leste Majeste semakin sering digunakan kepada para penentang rezim militer PM Prayuth Chan ocha.

IDRUS F. SHAHAB. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sandera Thailand Pulang Kampung, 39 Rekan Mereka Tewas dalam Serangan 7 Oktober

4 jam lalu

Gelombang pertama warga negara Thailand yang dibebaskan oleh kelompok Palestina Hamas tiba di rumah setelah ditahan selama hampir dua bulan di Gaza, di bandara Suvarnabhumi Bangkok di Thailand 30 November 2023. REUTERS/Jorge Silva
Sandera Thailand Pulang Kampung, 39 Rekan Mereka Tewas dalam Serangan 7 Oktober

Sebanyak 23 warga Thailand yang disandera Hamas di Gaza dibebaskan, sementara 9 masih ditahan. Ada 39 rekan mereka tewas dalam serangan 7 Oktober.


Thailand Perbolehkan Klub Malam Buka sampai Jam 4 Pagi

2 hari lalu

Orang-orang menghabiskan waktu mereka di dalam bar setelah pemerintah Thailand melonggarkan tindakan isolasi dan menerapkan jarak sosial untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), ketika bar dan klub malam dibuka kembali secara nasional, di Bangkok, Thailand, 1 Juli 2020. REUTERS/Chalinee Thirasupa/Foto file
Thailand Perbolehkan Klub Malam Buka sampai Jam 4 Pagi

Pemerintah Thailand pada telah menyetujui peraturan menteri yang memperpanjang jam buka klub malam dan tempat hiburan.


Resep Tom Yam Suki Khas Thailand, Hidangan Berkuah yang Nikmat Disantap Saat Hujan

3 hari lalu

Tom Yum. shutterstock.com
Resep Tom Yam Suki Khas Thailand, Hidangan Berkuah yang Nikmat Disantap Saat Hujan

Tom yam merupakan hidangan berkuah khas Thailand yang telah populer. Tom yam nikmat dimakan ketika cuaca hujan yang dingin.


5 Tanda Restoran yang Menyajikan Makanan Lezat di Bangkok

3 hari lalu

Ilustrasi pria memilih restoran saat berlibur. shutterstock.com
5 Tanda Restoran yang Menyajikan Makanan Lezat di Bangkok

Hampir semua restoran di Bangkok yang menyajikan hidangan autentik dan lezat memiliki kesamaan, seperti suasana, dekorasi, menu, dan bahkan metodenya.


Kelompok Muslim Thailand Klaim Bantu Pembebasan Sandera Hamas Asal Negaranya

3 hari lalu

Warga negara Thailand yang dibebaskan dari Jalur Gaza setelah disandera oleh orang-orang bersenjata dari kelompok militan Islam Palestina Hamas selama serangan mematikan 7 Oktober di Israel, berdiri bersama selama kunjungan Duta Besar Thailand di Israel Pannabha Chandraramya ke Pusat Medis Shamir (Assaf Harofeh  ), tempat mereka dirawat, di Be'er Ya'akov, Israel 26 November 2023. Kementerian Luar Negeri Thailand/Handout via REUTERS
Kelompok Muslim Thailand Klaim Bantu Pembebasan Sandera Hamas Asal Negaranya

Sebuah kelompok Muslim Thailand yang berbicara langsung dengan Hamas mengatakan upaya mereka adalah kunci pembebasan sandera asal Thailand.


Kegembiraan Sambut Pembebasan Satu-Satunya Sandera Perempuan Thailand dari Gaza

5 hari lalu

Bunyarin Srijan, ibu dari seorang sandera asal Thailand yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, memegang ponselnya yang menunjukkan gambar putrinya, Natthawaree Mulkan, selama wawancara di rumahnya di Khon Kaen, Thailand 25 November 2023. REUTERS/Napat Wesshasartar
Kegembiraan Sambut Pembebasan Satu-Satunya Sandera Perempuan Thailand dari Gaza

Natthawaree Mulkan menjadi satu-satunya sandera perempuan Thailand yang ditahan Hamas di Gaza pada 7 Oktober lalu


Kisah Sandera yang Dibebaskan, Berteriak 'Thailand - Thailand' ketika Gerilyawan Hamas Mendekat

5 hari lalu

Pekerja Thailand yang disandera oleh Hamas dan kemudian dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, berpose bersama anggota misi Thailand setelah pemeriksaan kesehatan, di Tel Aviv, Israel, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 25 November 2023 .Kementerian Luar Negeri Thailand/Handout melalui REUTERS
Kisah Sandera yang Dibebaskan, Berteriak 'Thailand - Thailand' ketika Gerilyawan Hamas Mendekat

Sebanyak 10 sandera Thailand dibebaskan oleh Hamas dalam gencatan senjata pertama dalam perang tujuh minggu, Jumat.


20 Warga Thailand Belum Dibebaskan Hamas, Masih Disandera di Gaza

6 hari lalu

Sebuah kendaraan Palang Merah, sebagai bagian dari konvoi yang diyakini membawa sandera yang diculik oleh militan Hamas selama serangan 7 Oktober di Israel, tiba di perbatasan Rafah, di tengah kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, terlihat dari selatan Gaza Strip 24 November 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
20 Warga Thailand Belum Dibebaskan Hamas, Masih Disandera di Gaza

Hamas belum membebaskan 20 orang sandera dari Thailand yang masih ditahan di Gaza. Pembebasan mereka tak ada hubungannya dengan Israel.


Qatar: Hamas Bebaskan 13 Warga Israel, 10 Warga Thailand, dan Satu Warga Filipina

6 hari lalu

Foto-foto sandera yang ditahan di Gaza ditampilkan pada layar di Tel Aviv, Israel, 15 November 2023. REUTERS/Ammar Awad
Qatar: Hamas Bebaskan 13 Warga Israel, 10 Warga Thailand, dan Satu Warga Filipina

Qatar menyebut Hamas membebaskan 13 warga Israel, 10 warga negara Thailand dan satu warga negara Filipina.


Hamas Bebaskan 12 Sandera Thailand dan 13 Warga Israel yang Ditahan di Gaza

6 hari lalu

Seseorang berdiri di depan foto-foto saat demonstrasi menuntut pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza setelah mereka ditangkap oleh kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober, di Tel Aviv, Israel, pada 21 November [Amir Cohen/Reuters]
Hamas Bebaskan 12 Sandera Thailand dan 13 Warga Israel yang Ditahan di Gaza

Dua belas sandera asal Thailand dan 13 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza telah dibebaskan